SEMINAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT
Oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kab,Kutai Timur Tahun 2008, Di Hotel Victoria Sangatta.
SASARAN DIFOKUSKAN PADA 7 KECAMATAN PESISIR (27 DESA)
1. KECAMATAN TELUK PANDAN ( Desa Kandolo, Desa Teluk Pandan , Desa Martadinata )
2. KECAMATAN SANGATTA SELATAN ( Desa Sangkima, Desa Singkama, Desa Singa Geweh )
3. KECAMATAN SANGATTA UTARA ( Desa Sangatta Utara, Desa Singa Gembara )
4. KECAMATAN BENGALON ( Desa Muara Bengalon , Desa Sekerat, Desa Sekurau )
5. KECAMATAN KALIORANG ( Desa Selengkau Desa Kaliorang )
6. KECAMATAN SANGKULIRANG ( Desa Benua Baru Ulu, Benua Baru Ilir, Kerayaan, Maloy, P.Miang, Tj. Manis, Prupuk, Peridan, Mandu, Bual-bual)
7. KECAMATAN SANDARAN ( Desa Susuk Luar, Desa Marukangan, Manubar, Sandaran, Tj. Mangkaliat )
CLUSTER RUMPUT LAUT
Cluster Rumput Laut bertujuan untuk, antara lain adalah :
1. Membangun tataniaga rumput laut dari hulu sampai hilir, untuk menuju produk perikanan prima
2. Menghasilkan rumput laut sebagai bahan baku industri pengolahan yang mempunyai kualitas berdaya saing tinggi dalam jumlah yang cukup
3. Membantu daerah dalam menentukan produk unggulan
4. Mensejahterakan masyarakat pesisir.
5. Meningkatkan pertumbuhan investasi dan ekonomi lokal/daerah yang berbasis pada pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan
6. Menumbuhkan jaringan dan kemitraanusaha bagi komunitas klaster
7. Mewujudkan sekala ekonomi usaha secara berimbang dalam rangka meningkatkan daya saing global
SASARAN CLUSTER YAITU :
1. Keterpaduan industri pengolahan hasil perikanan dari hulu sampai hilir dengan industri pendukung lainnya
2. Terbentuknya industri perumput lautan yang mampu menaggulangi kemiskinan dan menciptakan peluang kerja.
CLUSTER RUMPUT LAUT
1. Cluster bibit,pembudidaya,sarana produksi
2. Cluster pasca panen
3. Cluster pengolahan hasil
CLUSTER RUMPUT LAUT dengan Pendekatan Wilayah Pesisir
1. CLUSTER BIBIT, daerah penerapan Tl. Pandan s/d Tl. Lombok
2. CLUSTER BUDIDAYA, daerah penerapan Sangkulirang s/d Sandaran
3. CLUSTER INDUSTRI PENGOLAHAN, daerah penerapan Kawasan Maloy.
I. CLUSTER BIBIT,BUDIDAYA DAN SARANA PRODUKSI
A. BIBIT
-Pengadaan bibit
1. Dilakukan pada saat konstruksi dan sarana siap untuk ditanami
2. Bibit dekat dengan lokasi penanaman
3. Bibit yang digunakan masih berumur muda (1 bln), bersih serta memiliki percabangan yang banyak
4. Bibit berasal dari tanaman budidaya, dan satu species
5. Pengangkutan dan penyimpanan bibit selalu dalam keadaan lembab,terhindar dari terik matahari, minyak, air tawar dan bahan kimia
-Ciri-ciri Bibit Yang Baik
1. Warna alami (mengkilap-kemerahan)
2. Thallus tidak berlendir
3. Bau rumput laut
4. Tidak luka
5. Bagian thallus transparan dan berpigmen.
-Pengepakan Bibit
1. Masukkan bibit sehat dan segar ke dakam kantong plastik besar yang telah dilubangi
2. Kepadatan bibit harus diperhatikan agar tetap mempunyai ruang udara
3. Masukkan kantong plastik ke dalam kantong besar
4. Penumpukan kardus tidak lebih dari tiga
-Penanganan Bibit Dalam Pengangkutan
1. Selama dalam pengangkutan biarkan bibit tetap lembab, basah tetapi tidak sampai meneteskan air
2. Usahakan agar tidak terkena air tawar, hujan, dan embun
3. Bibit tidak boleh terkena matahari langsung
4. Usahakan bibit tidak terkena minyak dan kotoran lainnya
5. Jauhkan bibit dari sumber panas
-Penyimpanan Bibit Sebelum Ditanam
Langkah yang harus di tempuh yaitu dengan cara memasukkan bibit ke dalam jaring plastik kemudian di dalam laut.
B. BUDIDAYA RUMPUT LAUT
1. Pemilihan Lokasi
2. Melakukan Uji Penanaman
3. Menyiapkan Areal Budidaya
4. Persiapan Penanaman
4.1. Penyediaan Peralatan Budidaya
4.2. Penyediaan Bibit yang Baik
- Penyediaan Bibit
- Penanaman Bibit
5. Penanaman, dengan metode :
5.1. Metode Rawai/Long Line
6. Pemeliharaan, dengan cara :
6.1. Membersihkan Lumpur dan Kotoran
6.2. Penyulaman Tanaman
6.3. Monitoring Pertumbuhan Tanaman
7. Panen
8. Penanganan Pasca Panen
1. PEMILIHAN LOKASI BUDIDAYA Eucheuma cottonii DI LAUT.
1.1. Pergerakan arus cukup baik, kecepatan arus 20-40 cm/dtk
1.2. Salinitas berkisar 28-34 ppt, dengan nilai optimum 33 ppt
1.3. Suhu air berkisar 24 – 29 0C dengan fluktuasi harian maksimal 40C
1.4. pH air 7 – 9 dengan kisaran optimum 7,3 – 8,2
1.5. Air bersih dan bebas dari pencemaran serta tidak banyak dipengaruhi air tawar
1.6. Kedalaman air pada surut terendah paling kurang 60 cm
1.7. Dasar perairan berupa pasir bercampur pecahan-pecahan karang
1.8. Lokasi mudah dijangkau serta mudah mendapatkan bahan-bahan untuk kepentingan budidaya
1.9. Tersedia tenaga kerja yang cukup dan dekat dengan pemasaran hasil.
3. PENANAMAN RUMPUT LAUT METODE APUNG (floating method)
1. Tali tunggal apung
2. Jaring apung/rakit apung
* Metode long line ini dipakai pada lokasi yang mempunyai kedalaman yang dalam
- Lokasi harus luas (50 x 100 m)
- Dipasang empat buah jangkar utama, dengan membentang tali ris sebagai tali utama (berdiameter 15 mm)
- Tali jangkar pada tiap ujungnya diberikan pelampung utama (jerigen vol 50 liter)
- Tali bibit (berdiameter 5 mm) dibentang dari tali utama yang panjangnya 50 - 100 m, yang sebelumnya diikatkan tali rapia sebagai pengikat bibit rumput laut
- Pada tali bibit diberikan pelampung berupa bekas botol air mineral (vol 1 ltr) setiap jarak 5 m.
4. PEMELIHARAAN
A. Membersihkan lumpur dan kotoran
- Menggoyang-goyang tali agar lumpur yang melekat terlepas, karena lumpur yang melekat akan menyebabkan tanaman mudah terserang cacing atau nematoda dan muncul gejala penyakit ice-ice
B. Penyulaman tanaman
- penyulaman perlu dilakukan bial ada tanamanan yangrusak, sehingga tanaman pada setiap tali ris tidak berkurang
C. Monitoring pertumbuhan tanaman
- pertumbuhan tanaman dapat dipantau dengan cara sampling untuk mengukur laju pertumbuhannya sehingga produksi dapat diprediksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar